ANAK MUDA ACEH MINUM KOPI JADI GAYA HIDUP

Banda Aceh - Meskipun malam mulai merambat di langit. Akan tetapi kursi di Warung Kopi (wakop) di Banda Aceh selalu disesaki oleh pengunjung. Hiruk pikuk perbincangan, baik kawula muda, maupun kaum tua memecahkan kesunyian malam. Lalu lalang kenderaan seakan-akan tidak menjadi penghalang pendengaran pengunjung untuk saling berbagi.
Menghabiskan waktu berjam-jam di Warkop sudah menjadi pemandangan biasa di bumi Serambi Makkah. Baik hanya sekedar untuk menikmati secangkir kopi, karena memang mayoritas rakyat Aceh peminum kopi, maupun kepentingan lainnya. Kepentingan bisnis, berbagi infomasi dan bahkan sampai diskusi politik.
Warkop Sada misalnya yang terletak di Jalan Ratu Safiatuddin, bersebelahan dengan arena Pekan Kebudayaan Aceh (PKA), di kawasan Lamprit, Banda Aceh berdiri kokoh sebuah Warung Kopi (Warkop) berkontruksi bangunan kayu seluas 10x8 meter. Bangunan sederhana itu, jauh dari kesan mewah, tetapi di sana menyediakan kopi Arabika Gayo yang sudah terkenal sampai ke dunia internasional.
Di Warkop Sada, saban hari dipenuhi pelanggan yang hendak menikmati secangkir kopi Arabika Gayo yang memiliki cita rasa yang khas. Berbagaimacam jenis racikan kopi disediakan di Warkop itu, dari Espresso, Latte dan banyak jenis minuman lainnya yang bahan baku dasarnya kopi Arabika Gayo.
Tradisi nongkrong di Warkop di Aceh sudah menembus batas. Semua kalangan bisa duduk setara tanpa ada sekat-sekat. Baik masyarakat jelata, pejabat, mahasiswa, buruh terlihat duduk manis berbaur tanpa ada perbedaan. Semua bisa duduk berdampingan sembari menikmati secangkir kopi Arabika Gayo.
Begitulah potret geliat pasar lokal yang kian terbuka untuk penikmat kopi Arabika Gayo. Meskipun menurut seorang pemilik Warkop Sada, Mursada mengakatan, potensi pasar yang besar itu belum tereksplotasi di Aceh. Padahal masyarakat Aceh dikenal penikmat kopi, tidak hanya orang tua, tetapi juga sudah menjadi lifestyle bagi anak muda.
“Sekarang ada pola perubahan dalam minum kopi, dulunya dianggap minum kopi orang tua saja, kini sudah terjadi revolusi anak muda minum kopi itu sudah menjadi gaya hidup,” jelas Mursada.
Minum kopi di warkop yang menyediakan kopi Arabika Gayo, Anda jangan berharap disuguhkan gula pasir. Akan tetapi pengganti gula pasir, Anda akan disuguhkan dalam piring kecil gula aren. Gula tradisional yang sehat dinikmati bersama secangkir kopi Arabika Gayo.
Lantunan lagu-lagu klasik, jazz, rock dan sesekali lagu daerah Gayo memancarkan berbagaimacam nuansa. Seakan-akan tidak sedang berada di Warkop. Suasana terkesan eklusif akan tetapi sederhana tanpa ada kemewahan tetapi klasik semakin memantik selera Anda untuk menikmati secangkir kopi Arabika Gayo.
Sada salah satu contoh dari ribuan Warkop yang ada di Banda Aceh. Baik Warkop yang menyediakan kopi tradisional Aceh yaitu kopi saring, maupun kopi berteknologi menggunakan mesin yang dikenal kopi Espresso Arabika Gayo.

Komentar