SURAT TERAKHIR

Hari ini Mira terlambat kuliah bukan seperti biasanya mira terlambat bangun namun karena mira pergi ke rumah sakit untuk melakukan pemeriksaan setiap minggu, yaa... ini pemeriksaan setiap mingu ini harus ia lakukan karena ia menderita thalasemia mayor, suatu penyakit genetik yang diturunkan oleh kedua orangtuanya, penyakit dengan kemungkinan harapan hidup yang terbatas. Dokter memvonisnya hanya bisa hidup hingga usia 20 tahun. Saat ia mendengar ucapan dokter tubuhnya terasa kaku, bibirnya yang biasanya tak pernah diam untuk mengatakan bahwa ia baik-baik saja dan tidak percaya bahwa ia menderita penyakit ini, namun ia tidak bisa lagi mengatakan hal yang sama sudah beberapa kali ia pergi memeriksa namun hasilnya sama, mira sangat terpukul saat mendengar kata-kata dokter tersebut ketika beranjak pulang dari rumah sakit tubuh mira terasa dingin ya.. keadaan ini sering ia alami, iapun menguatkan dirinya untuk tidak terpuruk dari penyakitnya.
Setiap hari Mira selalu menjadikan penyakit ini sebagai lawan,di satu sisi ia tidak tahan dengan penyakit ini,entah sampai kapan ia harus menahan penyakit ini bersarang ditubuhnya, namun keluarganya terutama ibu dan ayahnya selalu menyemangati Mira, begitupun teman-temannya. Mira merasa hidup ini terasa tidak ada gunanya lagi di lain sisi ia ingin hidup lebih lama lagi dengan keyakinan bahwa ia bisa sembuh, di sisi lain ia tidak mau membebani kedua orangtuanya.
Mira merasa tuhan tidak adil dalam hidupnya,jika ia tau akan hidup dengan penyakit yang bersarang di tubuhnya, ia memilih tidak hidup di dunia ini,harapannya telah sirna ketika ia tau di vonis menderita penyakit ini
Ketika Mira pergi melakukan pemeriksaan lagi, dan beranjak untuk pergi, ia menaiki kendaraan dan terfikir olehnya kedua orangtuanya, dan sesaat ia yang biasanya sehabis pemeriksaan di telfon oleh ibunya, namun hari itu telvon tidak berdering, segera ia mengambil handphonnya, saat ia melihat ke dalam isi tas, handphonenya sudah tidak ada padahal ia ingat betul ia membawa handphone dan ia letakkan ke dalam tasnya. iapun segera memberhentikan kendaraan dan segera kembali ke rumahsakit, saat ia sedang sibuk mencari handphonenya, seorang pria menghampirinya dengan wajah yang bersinar dan pria itupun menanyakan apa yang sedang dicari oleh gadis itu  dan dengan nafas tersengal sengal ia mengatakan bahwa handphonenya hilang, ternyata pria yang menghampirinyalah yang menemukan handphonenya, iapun memberikan ucapan terimakasih, Dan Mira pun melangkah untuk pulang ke rumah.
Yaa...setiap minggu mira selalu pergi untuk pemeriksaan.dan setiap minggu pula mira sering bertemu dengan pria itu, dan kini pria itu telah menjadi teman yang baik, setiap saat ia selalu ada buat mira,ia selalu memberikan semangat buat mira untuk bisa sembuh. Kini ia ingin hidup lebih lama, agar bisa bersamanya.
Hari-hari mira kini penuh warna, warna yang sudah lama hilang dan kini warna itu kembali betapa bahagianya mira bisa dipertemukan dengan pria yang baik. Yang bisa membangkitkan semangat mira yang pernah hilang kehidupan yang mira alami saat ini sudah cukup lengkap dengan adanya seseorang yang sangat dicintainya, ibu dan ayahnya juga sangat peduli dengan nasib mira, setiap hari ayah mira mengumpulkan sedikit demi sedikit uang untuk berobat mira, walaupun ayahnya sering mencari kerja sampingan untuk bisa membeli obat-obat mira. Ya.. ayahnya adalah seseorang yang bekerja menggarap perkebunan yang hasilnya juga dibagi dua kepemilik aslinya, sedangkan ibunya adalah ibu rumah tangga, sesekali ibunya bekerja mencuci pakaian yang ditawarkan oleh tetangga.
Dengan berjalanannya waktu tidak terasa bahwa ia telah menginjak 20 tahun, dan ia masih seperti dulu masih selalu ada buat mira, setiap hari mereka habiskan dengan menjahit pakaian, mira yang hobinya menjahit pakaian, ia pun membantu mira untuk menghabiskan waktunya di tempat kursus menjahit. Walaupun ia mengetahui bahwa mira mendapatkan penyakit yang harapan hidupnya terbatas mira sangat bahagia memiliki seseorang sahabat yang menerima keadaan mira, walaupun disatu sisi mira juga memikirkan nasib sahabatnya tersebut karena suatu saat mira pasti akan meninggalkannya untuk selamanya.
Saat malam perayaan ulangtahun mira, entah kenapa ia tidak ada dalam acara mira, mira mencoba telvon namun hp nya tidak aktif, selama perayaan ulangtahun mira sesekali menengok ke arah pintu berharap ia datang, namun sampai pada puncak perayaan ia tidak ada, perasaan mira selalu diselimuti kekecewaan yang mendalam, dan saat malam itu mira tidak lagi mendengar kabar dari dia.
Ketika mira pergi untuk pemeriksaan, seorang perempuan menghampirinya ia pun menceritakan yang terjadi bahwa anaknya kini telah meninggal dunia, betapa hancurnya hati mira saat mendengar bahwa ia sudah tidak ada lagi, dan ibunya berkata bahwa ia menderita penyakit yang sama seperti mira, dan ia tidak menceritakan bahwa ia menderita penyakit yang sama seperti mira. Saat itu mira tidak percaya bahwa ia telah meninggalkannya, namun semua telah terjawab ketika mira melihat makam dan menyadari bahwa  ia telah pergi untuk selamanya. Kini mira tidak dapat lagi melihat ia yang mira lihat ia baik-baik saja,wajah yang selalu ada senyuman, wajah yang bersinar.  seketika ibunya mengeluarkan surat dan memberikannya kepadanya, mira membuka dan membaca surat tersebut dengan berlinang air mata
“Aku slalu menyayangimu, walau kau tak pernah untukku
Seandainya aku diberikan kesempatan bicara denganmu, hal pertama yang ingin ku ucapkan adalah nama mu
Jika ini adalah saat terakhirku, dan aku tak punya waktu lagi untuk berbicara denganmu, hal yang sangat Ingin ku sampaikan padamu adalah AKU CINTA KAMU
Dan aku menyesal mengatakannya di akhir pertemuan kita
Agar kau tahu bahwa selama ini aku menyimpan rasa padamu
Dan supaya perasaan ku tak hanya sia" dan kau bisa mengartikannya di sisa hidupmu tanpa diriku”.
Hari-hari mira habiskan tanpa ia, dan hanya surat yang terakhir yang ia berikan kepada mira setiap hari mira  membacanya. Untuk sedikit mengobati rasa rindu mira kepadanya. Kehidupan yang telah ditakdirkan tuhan kepada mira kini ia hadapi dengan keikhlasan, tubuhnya kini sudah terlihat sangat kurus kebahagiaan kini sudah tidak ada didepan matanya, Dan setiap hari mira gadis yang malang itu menunggu waktu, menanti kematian agar mira dapat bersamanya selamanya.

Komentar