Silaturrahmi memperpanjang usia dan memudahkan rezeki. Itu
benar. Ketika diselisik, ada tiga sarana silaturahmi dalam masyarakat Aceh.
Masjid/ meunasah, kenduri, dan kedai kopi.
Maka tidak terlalu benar anggapan bahwa duduk di kedai kopi
adalah pekerjaan sia-sia. Paling tidak, bagi orang Aceh.
Bayangkan, jika semasa aktif - ada jabatan, ada kegiatan--
kita tidak pernah duduk bersama teman-teman di kedai kopi, setelah
"pensiun" kita akan kesepian sendiri. Ketika masuk kedai kopi karena
tidak tahu kemana pergi, tak seorang pun mau bergabung dengan kita.
Maka selain sering ke masjid dan kenduri (termasuk kenduri
kematian) pastikan kita tidak melupakan kedai kopi. Ada satu saran. Jika kita
duduk ngopi bersama jangan keenakan dibayar oleh orang lain. Jangan sampai
kawan dekat dan teman ngopi kita tidak tahu apa warna dompet kita karena jarang
kita keluarkan.
Silaturahmi ya silaturahmi, sifat pekit itu jangan
dipelihara. Atau dengan kata lain silaturrahmi juga butuh biaya, yang pada
gilirannya akan mempermudah rezeki yang jauh lebih besar dari sekadar membayar
harga kopi.
Teman dekat seharusnya tahu apa warna dompet kita.
Komentar