Kisruh penahanan Ahok tidak hanya
menjadi perhatian warga Indonesia, tapi juga menjadi perhatian dunia
internasional. PBB beserta beberapa negara Eropa sudah menyatakan kekecewaan
terhadap hukuman tersebut. Bahkan, dibeberapa belahan nusantara dan dunia sudah
digelar Aksi 1000 Lilin untuk Ahok.
Perang mulut pun tak
terhindarkan. Kali ini, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengungkit-ungkit
tragedi pembantaian Srebrenica yang terjadi di Bosnia pada 1995.
Kasus di Srebrenica termasuk
pelanggaran hak asasi manusia berat, genosida. Lebih dari 8.000 umat Muslim
Bosnia tewas dalam kejadian ini.
Semua korbannya berjenis kelamin
laki-laki. Mereka diserang tentara Republik Srpska yang dipimpin Jenderal Ratko
Mladic pada Juli 1995.
Sejumlah negara Eropa dinyatakan
bersalah dalam kasus ini oleh Mahkamah Internasional. Di antaranya, pasukan
Serbia Bosnia, paramiliter Serbia Scorpion dan ratusan sukarelawan dari Ukraina
dan Rusia.
Belanda yang saat itu menjadi
kontingen terbesar Pasukan Perlindungan PBB, dianggap andil karena tidak
mencegah invasi di Srebrenica dan membiarkan pembantaian berdarah itu terjadi.
Padahal Belanda punya 400 tentara yang bisa dikerahkan.
Erdogan mengambil kesempatan ini
untuk mengungkit aib tersebut. Katanya, kegagalan itu menunjukkan kalau Negeri
Kincir Angin punya masalah moral.
“Sarafnya mentah, moralitasnya
rusak,” katanya, seperti dilansir dari BBC.
Selain itu, Erdogan juga
menyatakan bangga pada rakyat Aceh yang tetap menjaga syariat Islam dengan tidak
menggelar Aksi 1000 Lilin untuk Ahok.
"Turki dan Aceh punya
hubungan spesial sejak ratusan tahun lalu. Kami juga menyatakan bangga atas
konsistensi Aceh menjaga syariat Islam. Hal ini terbukti dengan tidak adanya
Aksi-aksi lilin yang dilakukan rakyat Aceh," ujar Erdogan seperti dikutip
dari media Turki, Anodolu Agency.
Sejarah menuliskan, Setelah
Samudra Pasai runtuh, muncullah Kesultanan Aceh Darussalam, menggantikan posisi
Samudra Pasai sebagai penjaga Asia Tenggara.
Tugas utama para sultan adalah
mengusir Portugis di dataran Sumatra dan merebut kembali Melaka dari penyerang
yang telah mengalahkan Samudera Pasai tersebut.
Di masa itu Angkatan Laut terkuat
di dunia dipunyai Portugis yang dikenal juga dengan nama Spanyol. Dan Angkatan
Darat Terkuat di Dunia di masa itu dimiliki Kesultanan Usmani, yang orang luar
Turki menyebutnya Khalifah Islam Turki Usmani.
Oleh karena itu, Sultan Alaidin
Riayat Syah Al Kahar yang mulia, mengirim utusan kepada Khalifah Turki Usmani,
Sultan Suleyman Kanuni yang mulia, untuk menjalin kerjasama keamanan,
penyebaran Islam, dan perdagangan.
Dalam hal ini, Aceh meminta atau
membeli senjata dari Sultan Turki, dan dukungan lainnya. Sekaligus utusan itu
menyampaikan pengakuan Sultan Aceh Darussalam bahwa ia dan seluruh orang di
wilayahnya mengakui keberadaan Kesultanan Turki Usmani sebagai khalifah Islam
yang memimpin dunia. (bbs)
sumber:
http://www.rakyatsumatera.com
Komentar