Nikmatnya Sambai On Peugaga, Makanan Ciri Khas Masyarakat Aceh Jelang Berbuka



BAGI masyarakat Aceh, Seunicah Oen (Nicah Daun) bukanlah sesuatu yang asing terdengar. Pasalnya, makanan yang berkomposisi aneka dedaunan hutan tersebut memang hanya bisa didapatkan dan dinikmati khusus pada bulan suci Ramadhan.
Konon, menurut kepercayaan sebagian masyarakat, dengan mengkonsumsi makanan tradisional tersebut, diyakini sangat baik untuk kesehatan. Dedaunan yang digunakan berkhasiat membuang racun di dalam tubuh, serta mengeluarkan angin di dalam badan.
Adalah Salamah, nenek yang selalu setia menjual Seunicah Oen setiap bulan Ramadhan tiba. Nek Salamah mengaku telah berpuluh-puluh tahun menjajakan makanan khas tersebut.
“Saya jualan Seunicah Oen ini khusus bulan puasa saja, selebihnya saya tak perna jualan,” katanya.
Mengenakan kerudung serba putih, ia melayani pembicaraan sambil merajang aneka dedaunan untuk memenuhi pesanan konsumen. “Rata-rata saya ambil dedaunan ini di sekitar hutan atau kebun, semuanya berkhasiat untuk kesehatan,” tambah Nek Salamah.

Ia juga mencampur racikannya dengan kelapa gongseng, batang serai, serta cabe rawit yang ia rajang bersamaan, sebagai penambah cita rasa. Setelah selesai, makanan tersebut kemudian dibungkus dengan daun pisang yang sebelumnya telah ia bakar di atas api. Harga per porsinya ia jual Rp 5.000.

Meski diminati masyarakat, namun terlihat bahwa hampir semua penjual dan perajang makanan tersebut merupakan kalangan perempuan paruh baya. Inilah yang dikhawatirkan, akankah makanan khas Aceh ini terus lestari sepanjang masa? Semoga kelak ada generasi muda yang meneruskan keahlian Nek Salamah dalam meracik Seunicah Oen

Komentar