PARA PENELITI SAMPAIKAN BUKTI-BUKTI DAHSYATNYA TSUNAMI ACEH YANG BERULANG SEJAK 7.400 TAHUN LALU

Banda Aceh - Peneliti Unsyiah (Universitas Syiah Kuala) Banda Aceh menyampaikan bukti-bukti kedahsyatan tsunami Aceh yang terjadi pada 7.400 tahun silam yang diteliti di sebuah gua dekat pantai di Meunasah Lhok, Kecamatan Lhong, Kabupaten Aceh Besar.

"Tim Peneliti Unsyiah yang bekerja sama dengan Nanyang Technological University (NTU) telah melakukan penelitian di Kecamatan Lhoong, Aceh Besar," kata Peneliti Unsyiah, Nazli Ismail di Darussalam, Banda Aceh, Senin kemarin (31/7/2017).

Ia menjelaskan pihaknya telah mengidentifikasi lapisan-lapisan pasir yang terendapkan oleh kejadian-kejadian tsunami pada masa lampau di dalam gua tersebut. Di mana lapisan-lapisan pasir tsunami bersusun silang dengan endapan guano secara rapi.

Menurut dia melalui proses indentifikasi lapisan pasir, penentuan umur radioaktif unsur karbon dan analisis fosil-fosil mikroskopis atau foraminifera, para ilmuan telah mampu merangkaikan kembali peristiwa-peristiwa tsunami purba dahsyat yang pernah menghantam daratan Aceh.

Ia menyebutkan sejak 7.400 tahun lalu, kejadian-kejadian tsunami di Aceh senantiasa berulang dengan periode perulangannya sangat beragam. Ada tsunami yang berulang dalam 2.000 tahun, tetapi ada juga yang berulang kejadiannya dalam rentang kurang dari seratus tahun.

"Kemungkinan perulangan kembali tsunami-tsunami dahsyat di Aceh sangat besar. Berdasarkan hubungan antara ketebalan lapisan pasir tsunami di dalam gua dan interval perulangan tsunami, maka dapat kami simpulkan bahwa masa jeda (dormansi) yang panjang kemungkinan mengikuti tsunami tahun 2004," katanya.

Ia mengatakan kajian gua tsunami Aceh memberikan gambaran yang sangat penting tentang perulangan bahaya tsunami di sepanjang zona subduksi (megathrust Sunda) yang membentang di sebelah barat lepas pantai Sumatera.

Menurut dia dengan mempelajari bukti-bukti tsunami purba pada gua dekat pantai tersebut, maka semakin terbantu usaha para ahli geologi untuk memecahkan teka-teki prediksi tsunami yang serupa dengan tsunami 2004 pada masa mendatang.

"Selama ini, informasi kejadian tsunami purba berdasarkan catatan sejarah dan rekaman peralatan kegempaan masih sangat singkat durasinya, sehingga rekaman tersebut tidak mampu memberikan gambaran yang menyeluruh tentang potensi tsunami-tsunami besar," katanya.

Karena itu perlu dicari bukti-bukti tsunami besar yang lebih lama, baik dari sisi waktu maupun dari sisi perulangan. Informasi-informasi tersebut akan sangat bermanfaat untuk membantu mengurangi risiko bencana pada masyarakat Aceh yang umumnya mendiami wilayah pesisir pantai. 
  
Nazli juga mengingatkan bahwa salah satu kekhawatiran yang perlu diwaspadai dari hasil temuan adalah adanya bukti ketidakteraturan periode ulang tsunami besar yang pernah terjadi di Aceh dalam masa hampir 7.400 tahun tersebut.

"Ini merupakan tantangan yang besar bagi para ilmuan dan pemerintah untuk penyelamatan masyarakat pesisir dari bahaya tsunami. Rekaman dari dalam gua membuktikan, perulangan kejadian tsunami besar di Aceh pernah terjadi dalam rentang waktu yang sangat singkat, dan pernah juga terjadi dalam rentang waktu 200 tahun," katanya.

Pihaknya berharap kepada Pemerintah untuk meningkatkan penyadaran masyarakat terhadap ancaman bahaya tsunami melalui pendidikan. Guha Ek Lenutie di Kecamatan Lhong, Aceh Besar merupakan salah satu situs yang dapat dijadikan sebagai tempat pembelajaran dan penelitian.

"Unsyiah berharap keberadaan gua tsunami tersebut dapat dilestarikan, mengingat di daerah tersebut telah terjadi kegiatan penambangan batu secara masif di sekitar Guha Ek Leuntie pada tahun 2016," katanya. [Antara]

Komentar