Teknologi mengubah struktur dan fungsi keluarga.
Psikolog dan psikiater mengatakan, teknologi seperti gawai dan internet telah membuat anak dengan orang tuanya 'terpisah'. Keluarga menjadi tidak akrab karena masing-masing sibuk dengan internet.
Psikolog dari Universitas Indonesia Elizabeth Kristi Poerwandari mengakui, teknologi seperti gawai dan internet telah mengubah kehidupan manusia. Artinya, kata dia, kemajuan teknologi telah mengubah hampir semua aspek.
"Teknologi dan kemajuan hidup mengubah struktur dan fungsi keluarga karena banyak anggota di dalam keluarga 'terpisah'. Artinya orang tua sibuk dengan internet dan membuat jadi kurang akrab satu sama lain," katanya saat mengisi diskusi bertema "Young People and Mental Health in a Changing World", di Jakarta, beberapa waktu lalu.
Akibatnya, kata dia, sang anak yang seharusnya dekat dengan keluarga ternyata jauh. Anak tidak tahu harus bercerita ke mana dan ke siapa.
Di tempat yang sama, psikiater Gitayanti Hadisukanto menambahkan, anak dan orang tua yang sibuk sendiri-sendiri membuat keluarga tersebut menjadi tidak solid. Imbasnya, kata dia, tidak ada kedekatan antara anak dengan orang tua atau dengan anggota keluarga lainnya, baik secara fisik maupun psikis.
"Padahal, bagaimana anak tergantung lingkungan dan orang tuanya. Semua masalah terjadi karena masalah keluarga," ujarnya.
Karena itu, ia meminta pihak orang tua harus belajar lagi masalah tersebut. "Misalnya memiliki komitmen kalau sedang bersama-sama dengan orang tua atau anggota keluarga, tidak sibuk memegang gawai. Itu cukup efektif," katanya.
Komentar